Aku berdiri di ujung persimpangan,
di satu sisi, Jakarta memanggil,
ambisi dan mimpiku menanti,
kehidupan yang aku dambakan—
uang dan kesuksesan yang harus kuraih untuk bertahan.
Namun niat itu redup seiring ketakutanku muncul,
ibu terbaring lemah, tak berdaya,
apa yang terjadi jika aku pergi,
meninggalkannya sendiri dalam sunyi?
Aku bimbang, antara mimpi dan tanggung jawab,
bisakah aku melangkah tanpa menoleh,
tanpa dihantui rasa bersalah di hari esok,
ketika mungkin penyesalan mengetuk di setiap detik yang lewat?
Namun aku butuh hidup,
butuh nafkah, butuh masa depan,
tapi hatiku takut,
takut ibu terlantar,
takut hari itu datang ketika aku menyesal,
dan tak bisa lagi kembali untuk menebus segala yang kutinggal.
Di persimpangan ini, aku terjebak,
antara meraih mimpi,
atau tetap menjaga hati yang rapuh,
ibu yang kusayangi, yang tak bisa kubiarkan jatuh.
By. Nurish Hardefty
Comments