Skip to main content

"Pajak Tinggi, Tapi Rakyat Indonesia Masih Menderita: Mengapa Indonesia Tidak Sejahtera Seperti Negara Lain?"


Pajak Tinggi, Tapi Rakyat Menderita: Mengapa Indonesia Tidak Sejahtera Seperti Negara Lain?

Indonesia adalah negara dengan sistem perpajakan yang cukup ketat. Dari pajak penghasilan, PPN, pajak kendaraan, hingga PBB, rakyat dibebankan berbagai jenis pajak untuk mengisi kas negara. Sayangnya, meskipun pajak terus meningkat, layanan yang diterima rakyat tidak sebanding.

Jika dibandingkan dengan negara-negara maju seperti Norwegia, Swedia, atau Jerman, yang juga memiliki pajak tinggi, rakyat mereka justru menikmati pendidikan gratis, layanan kesehatan berkualitas, dan jaminan sosial yang kuat. Lalu, mengapa di Indonesia pajak tinggi tetapi kesejahteraan rakyat masih jauh tertinggal?

---
1. Pajak Tinggi di Indonesia, Tapi Ke Mana Uangnya?

Di banyak negara maju, pajak yang tinggi digunakan untuk membiayai layanan publik. Namun, di Indonesia, meskipun rakyat membayar banyak pajak, mereka masih harus membayar sendiri pendidikan, kesehatan, dan kebutuhan lainnya.

Beberapa fakta yang mencerminkan ketimpangan ini:

Pajak Pertambahan Nilai (PPN) di Indonesia sebesar 11%, lebih tinggi dibanding negara-negara lain yang memiliki layanan publik lebih baik.
BPJS Kesehatan sering kali tidak mencakup semua layanan medis, dan pasien sering mengalami antrian panjang atau penolakan pelayanan.
Pendidikan belum sepenuhnya gratis, karena orang tua masih harus membayar seragam, buku, dan sumbangan lainnya meskipun anak mereka sekolah di negeri.
Tidak ada jaminan sosial bagi pengangguran dan lansia, kecuali mereka yang bekerja sebagai PNS atau pegawai swasta dengan pensiun.
---
2. Negara Lain Juga Pajaknya Tinggi, Tapi Rakyatnya Sejahtera

Sebagai perbandingan, negara-negara seperti Swedia, Norwegia, Jerman, dan Kanada juga memiliki pajak tinggi. Namun, perbedaannya adalah rakyat mereka mendapatkan manfaat besar dari pajak yang dibayarkan.

Pendidikan 100% gratis hingga universitas di banyak negara Eropa.
Layanan kesehatan gratis dan berkualitas tinggi tanpa biaya tambahan.
Bantuan tunjangan untuk lansia, pengangguran, dan keluarga kurang mampu.
✅ Pajak yang dikelola dengan transparan, sehingga tidak bocor karena korupsi.

Di Norwegia, misalnya, meskipun pajak penghasilan bisa mencapai 50%, rakyatnya tidak perlu khawatir tentang biaya sekolah atau rumah sakit. Semua kebutuhan dasar sudah ditanggung negara.
---

3. Korupsi: Penyebab Utama Pajak Tidak Kembali ke Rakyat

* Salah satu alasan utama mengapa Indonesia tidak bisa memberikan layanan publik yang layak meskipun memungut pajak tinggi adalah korupsi yang merajalela.

* Dana pendidikan dan kesehatan sering bocor sebelum sampai ke rakyat.

* Banyak proyek infrastruktur yang tidak transparan, sehingga biayanya membengkak akibat korupsi.

* Bansos dan subsidi sering disalahgunakan, sehingga tidak tepat sasaran.

Sebagai contoh, pada tahun-tahun sebelumnya, banyak kasus pejabat yang menyalahgunakan dana bantuan sosial dan pajak rakyat untuk kepentingan pribadi. Hal ini membuat anggaran yang seharusnya digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat malah hilang tanpa manfaat nyata.
---

4. Apa Solusi agar Pajak Benar-Benar untuk Rakyat?

Untuk menjadikan pajak sebagai alat kesejahteraan, Indonesia perlu:

✅ Transparansi dan pengawasan ketat terhadap penggunaan pajak.
✅ Pendidikan dan kesehatan gratis bagi seluruh rakyat, bukan hanya janji kampanye.
✅ Penghapusan korupsi dalam pengelolaan dana publik.
✅ Jaminan sosial yang lebih baik untuk lansia, pengangguran, dan rakyat miskin.

Tanpa reformasi dalam sistem pengelolaan pajak, rakyat Indonesia akan terus merasa dibebani pajak tinggi tanpa manfaat yang sepadan.

Kesimpulan

Indonesia memiliki beban pajak yang cukup tinggi, tetapi rakyat masih harus membayar sendiri pendidikan, kesehatan, dan kebutuhan lainnya. Hal ini berbanding terbalik dengan negara-negara seperti Swedia atau Jerman, di mana pajak yang tinggi benar-benar digunakan untuk kesejahteraan rakyat.

Selama korupsi dan ketidaktransparanan masih merajalela, pajak hanya akan menjadi beban bagi rakyat tanpa manfaat yang nyata. Indonesia harus memperbaiki sistemnya agar rakyat bisa merasakan kesejahteraan yang seharusnya menjadi hak mereka.

_____

Sementara, mari kita kulik bagaimana negara maju dengan pajak yang sama tinggi seperti di Indonesia tetapi mampu membuat rakyatnya sejahtera dan negara semakin maju. 

Negara-negara dengan sistem kesejahteraan yang baik seperti di Eropa Utara dan Kanada membiayai program kesejahteraan bagi rakyat terutama dari pajak yang tinggi. Berikut ini penjelasan bagaimana mereka mendapatkan uang untuk membiayai pendidikan gratis, layanan kesehatan, dan tunjangan sosial:

1. Pajak yang Tinggi (Progressive Tax System)

Negara-negara seperti Swedia, Norwegia, Denmark, dan Jerman menerapkan pajak progresif, di mana semakin tinggi pendapatan seseorang, semakin besar pajak yang harus dibayar.

Pajak penghasilan (income tax) bisa mencapai 50-60% bagi warga dengan penghasilan tinggi.

Pajak pertambahan nilai (PPN/VAT) sekitar 20-25% untuk barang dan jasa.

Pajak perusahaan (corporate tax) juga relatif tinggi, sekitar 20-30% tergantung negaranya.

Namun, meskipun pajaknya tinggi, masyarakat merasa mendapatkan manfaat besar, seperti:
✅ Pendidikan gratis dari SD hingga universitas.
✅ Layanan kesehatan gratis atau sangat murah.
✅ Bantuan sosial bagi lansia, pengangguran, dan keluarga miskin.

2. Pengelolaan Pajak yang Efisien

Negara-negara Nordik terkenal dengan sistem pemerintahan yang transparan dan minim korupsi, sehingga pajak yang dikumpulkan benar-benar digunakan untuk kepentingan rakyat.

3. Pajak dari Perusahaan Besar dan Sumber Daya Alam

Norwegia mendapatkan banyak pemasukan dari pajak perusahaan minyak dan gas mereka.

Swedia dan Jerman memiliki perusahaan besar seperti Volvo, IKEA, dan BMW yang membayar pajak tinggi.


4. Kontribusi Wajib dari Warga untuk Keamanan Sosial

Beberapa negara seperti Jerman dan Austria mewajibkan warga untuk membayar iuran sosial (social security tax), yang nantinya digunakan untuk layanan kesehatan, pensiun, dan bantuan pengangguran.

Kesimpulan

Pajak di negara-negara ini memang tinggi, tetapi masyarakat menerima kembali manfaat dalam bentuk layanan sosial yang sangat baik. Hal ini berbeda dengan negara yang pajaknya rendah tetapi warganya harus membayar sendiri untuk sekolah, kesehatan, dan kesejahteraan mereka.

------

Berikut adalah daftar Negara High tax dengan kesejahteraan rakyat yang sepadan.

Beberapa negara memberikan fasilitas pendidikan gratis dari sekolah dasar hingga universitas, serta bantuan uang dan layanan kesehatan gratis bagi lansia. Negara-negara ini umumnya memiliki sistem kesejahteraan sosial yang kuat. Berikut beberapa di antaranya:

1. Negara-Negara Nordik (Skandinavia)

Negara-negara ini dikenal memiliki sistem kesejahteraan terbaik di dunia:

Norwegia 🇳🇴

Swedia 🇸🇪

Denmark 🇩🇰

Finlandia 🇫🇮

Islandia 🇮🇸

Fasilitas yang diberikan:
✅ Pendidikan gratis dari SD hingga universitas (termasuk untuk mahasiswa internasional di beberapa negara).
✅ Layanan kesehatan gratis atau sangat murah untuk seluruh warga.
✅ Bantuan tunjangan untuk lansia, pengangguran, orang tua, dan mereka yang membutuhkan.
✅ Bantuan tempat tinggal dan subsidi lainnya.

2. Jerman 🇩🇪

✅ Pendidikan gratis dari SD hingga universitas, termasuk bagi mahasiswa asing.
✅ Sistem kesehatan publik yang terjangkau dan efisien.
✅ Bantuan keuangan bagi lansia dan masyarakat yang membutuhkan.

3. Prancis 🇫🇷

✅ Universitas negeri hampir gratis (hanya ada sedikit biaya administrasi).
✅ Sistem kesehatan gratis atau sangat murah bagi warga negara.
✅ Bantuan sosial bagi lansia, pengangguran, dan keluarga berpenghasilan rendah.

4. Kanada 🇨🇦

✅ Pendidikan gratis hingga SMA (universitas tidak sepenuhnya gratis, tapi ada banyak subsidi dan beasiswa).
✅ Sistem kesehatan gratis bagi penduduk tetap dan warga negara.
✅ Bantuan keuangan untuk lansia dan kelompok rentan.

5. Belanda 🇳🇱

✅ Pendidikan gratis hingga tingkat sekolah menengah, dan universitas dengan biaya sangat rendah.
✅ Sistem kesehatan subsidi dengan biaya rendah.
✅ Bantuan sosial untuk lansia dan masyarakat yang membutuhkan.

6. Austria 🇦🇹

✅ Universitas negeri hampir gratis bagi warga negara dan mahasiswa internasional dari UE.
✅ Layanan kesehatan gratis atau sangat murah.
✅ Bantuan sosial bagi lansia dan kelompok berpenghasilan rendah.

Beberapa negara lain seperti Swiss, Belgia, dan Selandia Baru juga memiliki sistem kesejahteraan sosial yang baik, meskipun tidak sekomprehensif negara-negara Nordik.

Artikel by Nurish Hardefty 


Comments

Popular posts from this blog

Caregiver Burnout

Merawat orang tua (ayah/ibu) yang sakit stroke selama bertahun-tahun seperti yang saya alami dua tahun ini tanpa dukungan dari anggota keluarga lainnya baik dari segi waktu, tenaga dan financial bisa menjadi pengalaman yang sangat berat secara fisik, emosional, dan mental. Dimana seharusnya penderita stroke merasa nyaman dalam perhatian sehingga mempermudah proses penyembuhan justru sebaliknya penderita stroke bisa menjadi pelampiasan kelelahan dari orang yang merawatnya. Kondisi ini sering disebut sebagai caregiver burnout atau gangguan mental akibat beban caregiving, dan dapat menyebabkan berbagai gangguan psikologis seperti stres berat, depresi, atau bahkan trauma. --- Dampak Mental Akibat Merawat Orang Tua Stroke 1. Stres Kronis Tanggung jawab terus-menerus tanpa waktu istirahat dapat meningkatkan hormon stres (kortisol), yang memengaruhi kesehatan mental. 2. Depresi Perasaan terisolasi, kelelahan, dan kurangnya dukungan sering memicu depresi pada caregiver. 3. Kecemasa...

Sendiri Melawan Dunia

Ketika kebanyakan orang menyebut hidup sebagai perjalanan, bagi saya, hidup adalah medan perang. Tidak ada hari tanpa perjuangan, tidak ada waktu untuk jeda. Semua bermula sejak saya lahir ke dunia ini. Dimasa balita kedua orang tua saya bertengkar menyebabkan ayah pergi meninggalkan ibu begitu saja dengan perempuan lain, bahkan saya dalam usia balita dijual kepada orang lain olehnya dan sampai dewasa hidup dalam keprihatinan, kurangnya asuhan dan perlindungan dari dua orang tua. Dipaksa menjadi dewasa sejak usia dini, dan mengikhlaskan ibu mencari nafkah untuk biaya hidup kami. Sementara ayah, dia sibuk dengan hawa nafsunya sendiri tanpa peduli dengan kehidupan kami sampai detik ini. Saya berjuang untuk hidup bahagia dan mendewasa oleh didikan alam semesta. Selepas masa sekolah selesai saya bekerja dan berusaha membiayai kehidupan sendiri baik untuk melanjutkan kuliah dan gaya kehidupan yang saya inginkan. Keinginan untuk menjadi orang bahagia yang sukses membuat saya gila...