Skip to main content

Cinta Yang Ingin Kuteriakkan

By Nurish Hardefty 

Ada cinta yang ingin kuteriakkan,
tapi tertahan di antara tanggung jawab dan luka yang tak sempat kupulihkan.
Bibirku bisu oleh ego,
padahal hatiku menjerit, ingin dipeluk oleh seseorang yang mengerti rintih paling dalam itu.

Sayang,
andai kau tahu…
bukan karena aku tak ingin mencintai,
tapi karena aku takut mencintaimu lebih dari diriku sendiri.

Aku lelah.
Bukan pada cinta,
melainkan pada hidup yang menolak memberi aku ruang untuk merasa bahagia sepenuhnya.

Ada ibu yang sakit,
ada tugas yang tak bisa kupaksa lenyap,
sementara hasratku menjadi perempuan yang dicintai
terus mengecil, tenggelam dalam rutinitas yang tak manusiawi.

Haruskah aku memilih?
Diriku sendiri, atau pengorbanan ini?
Ataukah, tetap terdiam dalam dilema yang tak kunjung usai,
dan membiarkan hatiku perlahan mati dalam senyuman yang dibuat-buat tiap pagi?


---

The love I want to shout
By Nurish Hardefty 

There is a love that I want to cry out,
but was held back between responsibilities and wounds I couldn't heal.
My lips were mute with ego,
even though my heart is screaming, wanting to be held by someone who understands that deepest groan.

Babe,
if you only knew...
it's not that I don't want to love,
but because I fear loving you more than myself.

I'm tired.
Not of love,
but of a life that refuses to give me the space to be fully happy.

There's mom who's sick,
there are duties that I can't make go away,
while my desire to be a woman who is loved
continues to shrink, drowning in dehumanizing routines.

Should I choose?
Myself, or this sacrifice?
Or, remain silent in this never-ending dilemma,
and let my heart slowly die in a contrived smile every morning?


Comments

Popular posts from this blog

"Pajak Tinggi, Tapi Rakyat Indonesia Masih Menderita: Mengapa Indonesia Tidak Sejahtera Seperti Negara Lain?"

Pajak Tinggi, Tapi Rakyat Menderita: Mengapa Indonesia Tidak Sejahtera Seperti Negara Lain? Indonesia adalah negara dengan sistem perpajakan yang cukup ketat . Dari pajak penghasilan, PPN, pajak kendaraan, hingga PBB, rakyat dibebankan berbagai jenis pajak untuk mengisi kas negara . Sayangnya, meskipun pajak terus meningkat, layanan yang diterima rakyat tidak sebanding. Jika dibandingkan dengan negara-negara maju seperti Norwegia, Swedia, atau Jerman , yang juga memiliki pajak tinggi, rakyat mereka justru menikmati pendidikan gratis, layanan kesehatan berkualitas, dan jaminan sosial yang kuat. Lalu, mengapa di Indonesia pajak tinggi tetapi kesejahteraan rakyat masih jauh tertinggal? --- 1. Pajak Tinggi di Indonesia, Tapi Ke Mana Uangnya? Di banyak negara maju, pajak yang tinggi digunakan untuk membiayai layanan publik. Namun, di Indonesia, meskipun rakyat membayar banyak pajak, mereka masih harus membayar sendiri pendidikan, kesehatan, dan kebutuhan lainnya. Beberapa fakta ...

Caregiver Burnout

Merawat orang tua (ayah/ibu) yang sakit stroke selama bertahun-tahun seperti yang saya alami dua tahun ini tanpa dukungan dari anggota keluarga lainnya baik dari segi waktu, tenaga dan financial bisa menjadi pengalaman yang sangat berat secara fisik, emosional, dan mental. Dimana seharusnya penderita stroke merasa nyaman dalam perhatian sehingga mempermudah proses penyembuhan justru sebaliknya penderita stroke bisa menjadi pelampiasan kelelahan dari orang yang merawatnya. Kondisi ini sering disebut sebagai caregiver burnout atau gangguan mental akibat beban caregiving, dan dapat menyebabkan berbagai gangguan psikologis seperti stres berat, depresi, atau bahkan trauma. --- Dampak Mental Akibat Merawat Orang Tua Stroke 1. Stres Kronis Tanggung jawab terus-menerus tanpa waktu istirahat dapat meningkatkan hormon stres (kortisol), yang memengaruhi kesehatan mental. 2. Depresi Perasaan terisolasi, kelelahan, dan kurangnya dukungan sering memicu depresi pada caregiver. 3. Kecemasa...

Sendiri Melawan Dunia

Ketika kebanyakan orang menyebut hidup sebagai perjalanan, bagi saya, hidup adalah medan perang. Tidak ada hari tanpa perjuangan, tidak ada waktu untuk jeda. Semua bermula sejak saya lahir ke dunia ini. Dimasa balita kedua orang tua saya bertengkar menyebabkan ayah pergi meninggalkan ibu begitu saja dengan perempuan lain, bahkan saya dalam usia balita dijual kepada orang lain olehnya dan sampai dewasa hidup dalam keprihatinan, kurangnya asuhan dan perlindungan dari dua orang tua. Dipaksa menjadi dewasa sejak usia dini, dan mengikhlaskan ibu mencari nafkah untuk biaya hidup kami. Sementara ayah, dia sibuk dengan hawa nafsunya sendiri tanpa peduli dengan kehidupan kami sampai detik ini. Saya berjuang untuk hidup bahagia dan mendewasa oleh didikan alam semesta. Selepas masa sekolah selesai saya bekerja dan berusaha membiayai kehidupan sendiri baik untuk melanjutkan kuliah dan gaya kehidupan yang saya inginkan. Keinginan untuk menjadi orang bahagia yang sukses membuat saya gila...