By Nurish Hardefty
Ada cinta yang ingin kuteriakkan,
tapi tertahan di antara tanggung jawab dan luka yang tak sempat kupulihkan.
Bibirku bisu oleh ego,
padahal hatiku menjerit, ingin dipeluk oleh seseorang yang mengerti rintih paling dalam itu.
Sayang,
andai kau tahu…
bukan karena aku tak ingin mencintai,
tapi karena aku takut mencintaimu lebih dari diriku sendiri.
Aku lelah.
Bukan pada cinta,
melainkan pada hidup yang menolak memberi aku ruang untuk merasa bahagia sepenuhnya.
Ada ibu yang sakit,
ada tugas yang tak bisa kupaksa lenyap,
sementara hasratku menjadi perempuan yang dicintai
terus mengecil, tenggelam dalam rutinitas yang tak manusiawi.
Haruskah aku memilih?
Diriku sendiri, atau pengorbanan ini?
Ataukah, tetap terdiam dalam dilema yang tak kunjung usai,
dan membiarkan hatiku perlahan mati dalam senyuman yang dibuat-buat tiap pagi?
---
The love I want to shout
By Nurish Hardefty
There is a love that I want to cry out,
but was held back between responsibilities and wounds I couldn't heal.
My lips were mute with ego,
even though my heart is screaming, wanting to be held by someone who understands that deepest groan.
Babe,
if you only knew...
it's not that I don't want to love,
but because I fear loving you more than myself.
I'm tired.
Not of love,
but of a life that refuses to give me the space to be fully happy.
There's mom who's sick,
there are duties that I can't make go away,
while my desire to be a woman who is loved
continues to shrink, drowning in dehumanizing routines.
Should I choose?
Myself, or this sacrifice?
Or, remain silent in this never-ending dilemma,
and let my heart slowly die in a contrived smile every morning?
Comments