Skip to main content

The Silence of Night and Weary Prayers

The Silence of Night and Weary Prayers

In the quiet of a nameless night,  
The moon fades, stars reluctant to shine,  
It's just me and the whispering wind,  
Brushing the weariness from prayers left behind.

The sky remains voiceless,  
Like my heart, empty in whispered pleas,  
I stretch out my hands,  
Yet it feels as if the heavens no longer listen.

I repeat my hopes in endless lines,  
My fatigue lingers in each word of prayer,  
But no answers come,  
Only echoes of my own voice in a hollow space.

Sometimes I wonder,  
Has even God grown tired of listening?  
But in my weariness, I know,  
Hope is the bridge over the abyss of loneliness.

And though the night deepens,  
I will keep holding on,  
With broken prayers,  
For in the silence, I find the strength to wait for His reply.

--------------

Kesunyian Malam dan Doa yang Letih

Dalam diamnya malam yang tak bertuan,  
Bulan memudar, bintang pun enggan bersinar,  
Hanya aku dan angin yang samar,  
Mengusap lelah di sudut-sudut doa yang tersisa.

Langit tak bersuara,  
Seperti hatiku yang sunyi dalam bisikan hampa,  
Aku merentangkan tangan,  
Namun seolah semesta tak mendengar lagi panggilan.

Berulang kusampaikan harapan,  
Lelahku tertinggal di tiap bait permohonan,  
Tapi jawab tak pernah datang,  
Hanya gema doa yang memantul pada ruang kosong.

Kadang aku bertanya,  
Apakah Tuhan pun lelah mendengar?  
Namun di balik letih, ku tahu,  
Harapan adalah jembatan di atas jurang kesendirian.

Dan meski malam semakin pekat,  
Aku akan terus bertahan,  
Dengan doa yang patah-patah,  
Sebab dalam kesunyian, kutemukan kekuatan untuk menunggu jawab-Nya.

By. Nurish Hardefty

Comments

Popular posts from this blog

"Pajak Tinggi, Tapi Rakyat Indonesia Masih Menderita: Mengapa Indonesia Tidak Sejahtera Seperti Negara Lain?"

Pajak Tinggi, Tapi Rakyat Menderita: Mengapa Indonesia Tidak Sejahtera Seperti Negara Lain? Indonesia adalah negara dengan sistem perpajakan yang cukup ketat . Dari pajak penghasilan, PPN, pajak kendaraan, hingga PBB, rakyat dibebankan berbagai jenis pajak untuk mengisi kas negara . Sayangnya, meskipun pajak terus meningkat, layanan yang diterima rakyat tidak sebanding. Jika dibandingkan dengan negara-negara maju seperti Norwegia, Swedia, atau Jerman , yang juga memiliki pajak tinggi, rakyat mereka justru menikmati pendidikan gratis, layanan kesehatan berkualitas, dan jaminan sosial yang kuat. Lalu, mengapa di Indonesia pajak tinggi tetapi kesejahteraan rakyat masih jauh tertinggal? --- 1. Pajak Tinggi di Indonesia, Tapi Ke Mana Uangnya? Di banyak negara maju, pajak yang tinggi digunakan untuk membiayai layanan publik. Namun, di Indonesia, meskipun rakyat membayar banyak pajak, mereka masih harus membayar sendiri pendidikan, kesehatan, dan kebutuhan lainnya. Beberapa fakta ...

Caregiver Burnout

Merawat orang tua (ayah/ibu) yang sakit stroke selama bertahun-tahun seperti yang saya alami dua tahun ini tanpa dukungan dari anggota keluarga lainnya baik dari segi waktu, tenaga dan financial bisa menjadi pengalaman yang sangat berat secara fisik, emosional, dan mental. Dimana seharusnya penderita stroke merasa nyaman dalam perhatian sehingga mempermudah proses penyembuhan justru sebaliknya penderita stroke bisa menjadi pelampiasan kelelahan dari orang yang merawatnya. Kondisi ini sering disebut sebagai caregiver burnout atau gangguan mental akibat beban caregiving, dan dapat menyebabkan berbagai gangguan psikologis seperti stres berat, depresi, atau bahkan trauma. --- Dampak Mental Akibat Merawat Orang Tua Stroke 1. Stres Kronis Tanggung jawab terus-menerus tanpa waktu istirahat dapat meningkatkan hormon stres (kortisol), yang memengaruhi kesehatan mental. 2. Depresi Perasaan terisolasi, kelelahan, dan kurangnya dukungan sering memicu depresi pada caregiver. 3. Kecemasa...

Sendiri Melawan Dunia

Ketika kebanyakan orang menyebut hidup sebagai perjalanan, bagi saya, hidup adalah medan perang. Tidak ada hari tanpa perjuangan, tidak ada waktu untuk jeda. Semua bermula sejak saya lahir ke dunia ini. Dimasa balita kedua orang tua saya bertengkar menyebabkan ayah pergi meninggalkan ibu begitu saja dengan perempuan lain, bahkan saya dalam usia balita dijual kepada orang lain olehnya dan sampai dewasa hidup dalam keprihatinan, kurangnya asuhan dan perlindungan dari dua orang tua. Dipaksa menjadi dewasa sejak usia dini, dan mengikhlaskan ibu mencari nafkah untuk biaya hidup kami. Sementara ayah, dia sibuk dengan hawa nafsunya sendiri tanpa peduli dengan kehidupan kami sampai detik ini. Saya berjuang untuk hidup bahagia dan mendewasa oleh didikan alam semesta. Selepas masa sekolah selesai saya bekerja dan berusaha membiayai kehidupan sendiri baik untuk melanjutkan kuliah dan gaya kehidupan yang saya inginkan. Keinginan untuk menjadi orang bahagia yang sukses membuat saya gila...