Di sudut dunia, ia termenung,
Gadis Asia dengan hati yang bergelung,
Cintanya tertambat pada sejarah kelam,
Jerman dan perang, bagai bayang yang tak tenggelam.
Seolah ia hadir di masa lampau,
Di antara reruntuhan kota, di bawah langit berdebu kelabu,
Merasakan langkah prajurit yang berbaris gagah,
Dan gema pidato yang menggetarkan tanah.
Ia kenali setiap nama, setiap peristiwa,
Seakan hidupnya terjalin dengan derita,
Namun bukan kepedihan yang ia kejar,
Melainkan hikmah di balik luka yang sukar.
Dari bunker tersembunyi hingga medan tempur,
Ia merasakan tiap detak, tiap jantung yang bergetar,
Di balik musik klasik dan buku-buku tebal,
Ia tenggelam dalam cinta yang begitu total.
Baginya, sejarah bukan sekadar kenangan,
Tapi cermin dari keberanian dan kesedihan,
Di setiap lembaran, ia temukan dirinya,
Seorang gadis Asia yang seolah hidup di masa silam, penuh makna dibalik sejarah kelam.
By. Nurish Hardefty
Comments