Di kamar gelap, sunyi tak bertepi,
Hanya laptop, kopi, dan biskuit coklat menemani,
Tangan mengetik, menari di atas tuts,
Menyulam kata-kata romansa dalam ruang yang kaku.
Hati tak menentu, tersapu rasa sakit,
Gigi berdenyut, menggoyahkan konsentrasi,
Namun cinta tak peduli pada rintihan,
Ia tetap mencari celah untuk bersemi.
Di antara seruput pahit kopi hitam,
Dan gigitan biskuit manis yang mendiam,
Kususun cerita tentang cinta yang jauh,
Meski nyeri ini coba memecah, menggugah.
Tapi di dalam gelap, ada cahaya kecil,
Cahaya harapan yang takkan pernah pudar,
Walau sakit mengaburkan kesan romansa,
Aku tetap menulis, karena hati ini tetap menggebu.
By. Nurish Hardefty 
Comments