By Nurish Hardefty
In the midst of the storm, I sail alone,
dark waves dancing, the sky screaming unknown.
But your voice, like an eternal breeze,
echoes in my soul, guiding me with ease.
You once said, I’m a super strong woman,
even when lightning strikes and hope is gone.
Now I believe, you’re watching from the skies,
sending light through clouds where memory lies.
This song feels like your soul calling mine,
dancing with me through Jakarta’s skyline.
Among asphalt roads and the city’s glow,
your presence stays—I’m never truly alone, you know.
You never really left, I feel you near,
in every heartbeat, in each silent tear.
And tonight, though storms still try to sway,
I sail with love that never fades away.
---
Kapal Rindu di Laut Jakarta
By Nurish Hardefty
Di tengah badai, aku berlayar sendiri,
ombak gelap menari, langit menjerit sepi.
Namun suaramu, bagai bisikan abadi,
menggema di dadaku, menuntun langkah hati.
Katamu dulu, aku wanita kuat,
meski petir memekik dan harapan tersesat.
Kini ku percaya, dari langit kau menatap,
mengirimkan cahaya lewat awan yang mendekap.
Lagu ini, seperti jiwamu menyapa,
menggandengku menari di Jakarta yang luka.
Di antara aspal dan lampu kota,
bayangmu hadir—dan aku tak merasa sendiri lagi di dunia.
Kau tak benar-benar pergi, aku tahu pasti,
kau ada di setiap detak, dalam peluk sunyi.
Dan malam ini, walau badai masih mendera,
aku berlayar dengan cinta yang tak pernah sirna.
Comments