Skip to main content

Posts

Showing posts from 2024

Perbedaan budaya antara Indonesia dan luar negeri dalam merawat orang tua.

Perdebatan demi perdebatan dengan beberapa teman-teman barat saya atau yang lebih akrab dipanggil bule, berujung pada sikap sarkastik dan judgemental disaat kami tidak menemukan sebuah titik penerimaan dari sebuah tema yang sedang kami diskusikan berdasarkan kehidupan yang sedang saya jalani saat ini. Tak lain pembicaraan ini berkaitan dengan kondisi saya yang berada pada titik buntu dalam merawat ibu di kampung halamannya.  Saya merasakan jenuh yang luar biasa dan kelelahan secara fisik, emosional dan mental.  Tanpa pikir panjang teman-teman bule saya menyarankan untuk menempatkan ibu saya di panti jompo, sehingga saya bisa kembali mendapatkan kehidupan pribadi, berkarir mencari uang, studying, traveling bahkan fokus pada hubungan romantis untuk kejenjang pernikahan.  Tentu sudut pandang kami berbeda. Mereka dengan gaya hidup dan budaya barat mereka yang independen sementara saya dengan gaya hidup dan budaya ketimuran yang dilandasi hukum dari ajaran agama ya...

Mengidentifikasi Gejala Bipolar pada Caregiver

Berbagi ide dan pengalaman mengenai bipolar, stres, serta kesehatan mental di masa sulit, seperti saat merawat orang tua yang sakit, dapat menjadi langkah positif untuk membantu orang lain sekaligus diri sendiri. Berikut beberapa cara agar berbagi ide ini sukses: 1. Kenali dan Terima Emosi Diri Sendiri Sebelum berbagi, pastikan kamu memahami emosi dan pengalamanmu sendiri. Jangan ragu mencari bantuan profesional jika diperlukan, misalnya melalui psikolog atau psikiater. Menulis jurnal harian atau catatan kecil dapat membantu kamu mengevaluasi perasaan dan memperjelas ide yang ingin dibagikan. 2. Pilih Media yang Tepat Gunakan platform yang kamu kuasai atau nyaman bagimu, seperti blog, media sosial (Instagram, TikTok, YouTube), atau forum komunitas daring. Jika lebih suka berbicara langsung, pertimbangkan untuk berbagi di kelompok dukungan (support group) atau acara komunitas. 3. Bagikan Pengalaman Nyata Ceritakan pengalaman pribadi, seperti tantangan menjaga orang tua yang ...

Sendiri Melawan Dunia

Ketika kebanyakan orang menyebut hidup sebagai perjalanan, bagi saya, hidup adalah medan perang. Tidak ada hari tanpa perjuangan, tidak ada waktu untuk jeda. Semua bermula sejak saya lahir ke dunia ini. Dimasa balita kedua orang tua saya bertengkar menyebabkan ayah pergi meninggalkan ibu begitu saja dengan perempuan lain, bahkan saya dalam usia balita dijual kepada orang lain olehnya dan sampai dewasa hidup dalam keprihatinan, kurangnya asuhan dan perlindungan dari dua orang tua. Dipaksa menjadi dewasa sejak usia dini, dan mengikhlaskan ibu mencari nafkah untuk biaya hidup kami. Sementara ayah, dia sibuk dengan hawa nafsunya sendiri tanpa peduli dengan kehidupan kami sampai detik ini. Saya berjuang untuk hidup bahagia dan mendewasa oleh didikan alam semesta. Selepas masa sekolah selesai saya bekerja dan berusaha membiayai kehidupan sendiri baik untuk melanjutkan kuliah dan gaya kehidupan yang saya inginkan. Keinginan untuk menjadi orang bahagia yang sukses membuat saya gila...

Caregiver Burnout

Merawat orang tua (ayah/ibu) yang sakit stroke selama bertahun-tahun seperti yang saya alami dua tahun ini tanpa dukungan dari anggota keluarga lainnya baik dari segi waktu, tenaga dan financial bisa menjadi pengalaman yang sangat berat secara fisik, emosional, dan mental. Dimana seharusnya penderita stroke merasa nyaman dalam perhatian sehingga mempermudah proses penyembuhan justru sebaliknya penderita stroke bisa menjadi pelampiasan kelelahan dari orang yang merawatnya. Kondisi ini sering disebut sebagai caregiver burnout atau gangguan mental akibat beban caregiving, dan dapat menyebabkan berbagai gangguan psikologis seperti stres berat, depresi, atau bahkan trauma. --- Dampak Mental Akibat Merawat Orang Tua Stroke 1. Stres Kronis Tanggung jawab terus-menerus tanpa waktu istirahat dapat meningkatkan hormon stres (kortisol), yang memengaruhi kesehatan mental. 2. Depresi Perasaan terisolasi, kelelahan, dan kurangnya dukungan sering memicu depresi pada caregiver. 3. Kecemasa...

Peran penting sosok seorang Ibu bagi anak perempuan nya

Hubungan antara seorang ibu dan anak perempuan berkembang seiring waktu, dan kebutuhan anak perempuan dari ibunya akan berbeda di setiap tahap kehidupan. Berikut ini adalah kebutuhan utama anak perempuan dari seorang ibu, dari usia balita hingga dewasa: 1. Usia Balita (0-5 tahun): Cinta dan Kehangatan: Anak membutuhkan pelukan, kasih sayang, dan perhatian penuh untuk membangun rasa aman. Perlindungan: Anak butuh merasa aman secara fisik dan emosional, termasuk kepastian bahwa ibunya akan selalu ada. Dukungan Perkembangan: Dorongan untuk mengeksplorasi lingkungan, belajar bicara, berjalan, dan bermain. Keteraturan: Rutinitas seperti waktu makan, tidur, dan bermain membantu anak merasa stabil. 2. Usia Kanak-Kanak (6-12 tahun): Pengarahan dan Pendidikan: Ibu menjadi role model untuk perilaku, moral, dan etika. Dukungan Emosional: Anak mulai memahami dunia sosial dan butuh ibu untuk membantu mengatasi konflik, rasa malu, atau kegagalan. Komunikasi yang Terbuka: Anak perlu ruang untuk berta...

Let Me Be the Light

Let Me Be the Light By Nurish Hardefty  Let me be the light, Touching the dark corners of the world, As my name signifies the lights, Sowing hope with every long stride. I long to be a small flame, Accompanying souls that feel lost and tame, Parting the mist from the face of night, Reviving dreams once drowned from sight. Like dawn faithfully greeting the morning, I wish to arrive without demanding a thing, Bringing warmth to hearts grown cold, Becoming a timeless story in winds retold. Let me shine, even if faint, Igniting hope in life’s bleak constraints, For to me, the true meaning of life, Is to be a light in every heart alive.

Biarkan Aku menjadi cahaya

Biarkan Aku Menjadi Cahaya By Nurish Hardefty   Biarkan aku menjadi cahaya, Menyentuh sudut-sudut gelap dunia, Seperti namaku yang menandakan cahaya, Menabur harapan dengan setiap langkah panjang. Aku ingin menjadi nyala api kecil, Menemani jiwa-jiwa yang merasa tersesat dan jinak, Memisahkan kabut dari wajah malam, Menghidupkan kembali mimpi-mimpi yang pernah tenggelam dari pandangan. Seperti fajar yang setia menyapa pagi, Aku ingin datang tanpa menuntut apa pun, Membawa kehangatan ke hati yang telah dingin, Menjadi kisah abadi dalam angin yang diceritakan kembali. Biarkan aku bersinar, bahkan jika redup, Menyulut harapan dalam keterbatasan hidup yang suram, Karena bagiku, makna hidup yang sebenarnya, Adalah menjadi cahaya di setiap hati yang hidup.

Peaceful October

By. Nurish Hardefty  Peaceful October Month after month, Year after year, I fought against myself, My brain, my mind, My heart, my emotional feelings, And today, I won.

Me and My endless tiredness

By. Nurish Hardefty In 2017 I stood strong, Living the day like a robot without a soul, Tirelessly until my body rebelled, My glands were swollen, until surgery came as an option and an answer. Year after year I lived, Accompanied by endless storms, My body was weak, my soul was stuck, Withstanding the burden of the world that continued to nail me. 2018 and 2019, the scalpel became a friend, Among tumors and wounds, I faced it alone, Holding tears in the silence. When 2020 greeted me in lonely isolation, Covid came to take away togetherness, My mother and I slumped in a weak body with a cough and a runny nose, Until my Hungarian lover gone and never back. I drowned in a sea of ​​sorrow, Every inch of my body bled, But the storm never stopped, 2021 came with another wound, Breast and intestinal tumors attacked me without mercy, Two months of consecutive surgery became an option, Pain repeatedly after the Moderna vaccine entered, silencing my immune system, All happiness was taken from m...

Aku dan Lelah yang tak bertepi

By. Nurish Hardefty  Di tahun 2017 aku berdiri tegar,   Menjalani hari layaknya robot tanpa jiwa,   Tak kenal lelah hingga tubuhku berontak,   Kelenjarku membengkak, hingga operasi datang sebagai pilihan dan jawaban. Tahun demi tahun kujalani,   Diiringi badai tanpa henti,   Tubuhku lemah, jiwaku terpaku,   Menahan beban dunia yang terus memaku. 2018 dan 2019, pisau bedah jadi teman,   Di antara tumor dan luka,   Sendirian kuhadapi,   Menggenggam tangis di sela-sela sunyi. Ketika 2020 menyapa dalam isolasi sepi,   Covid datang merenggut kebersamaan ,  Ibu dan aku terpuruk dalam tubuh yang lemas batuk dan pilek, Hingga kekasih Hungaria ku pergi tak kembali. Aku tenggelam dalam lautan duka,   Setiap inci tubuhku berdarah,   Namun badai tak henti,   2021 datang membawa luka lain,   Tumor payudara dan usus menyerang ku tanpa belas kasihan, Ope...

Antara Desa dan Kota

By Nurish Hardefty  Di desa, hijau sawah terbentang,   Angin sepoi-sepoi membelai dengan tenang.   Namun di balik senyum manis yang tersaji,   Lisan terkadang penuh bisik-bisik iri.   Adab sering terlupa di tengah alur hidup,   Bicara di belakang, menjatuhkan tanpa sebab. Sementara di kota Jakarta, gedung menjulang tinggi,   Orang-orang sibuk, namun tak memendam iri.   Komplek ramai, tapi hati saling jaga,   Ramah dalam sapa, meski tanpa banyak kata.   Tak ada sorotan penuh prasangka,   Hidup damai tanpa perlu saling cela. Di desa, kesederhanaan tampak di mata,   Namun etika kadang tersingkir begitu saja.   Sedang di kota, hiruk-pikuk tak menghilangkan budi,   Saling menghormati, menjaga diri tanpa caci. Ah, perbedaan antara desa dan kota,   Satu tenang, tapi kadang penuh noda.   Yang satu ramai, namun hatinya bersih,   Meny...

Dalam peluh

Hari ini aku kelelahan,   tenagaku terkuras, hati pun lelah.   Namun di tengah malam, aku terjaga,   Ibu berak di kasur, tanpa daya. Aku membersihkan dengan tangan gemetar,   Bau dan kotor tak lagi kuhiraukan.   Ini bukan sekadar tugas,   Ini cinta yang tak kenal batas. Tanganku mungkin letih,   Tapi hatiku masih kuat berdetak.   Untukmu, Ibu, meski tubuhku rapuh,   Aku akan tetap berdiri, meski dalam peluh. Malam-malam panjang ini penuh dengan luka,   Namun cintaku untukmu takkan pernah sirna.   Sabar yang kupelajari dari tangisanmu,   Dan kekuatan yang lahir dari rasa pilu. Kepada siapa lagi aku bersandar,   Ketika dunia terasa berat terpapar?   Hanya kepada kasihmu, walau kau lemah,   Kau tetap memberiku alasan untuk bertahan. By. Nurish Hardefty